
Belum menghitung bagaimana tim nasional Spanyol menyatukan gelar bergengsi, Piala Eropa dan Piala Dunia, berturut-turut, pada Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010. Seakan belum lengkap, Spanyol kembali mengangkangi Eropa pada Piala Eropa 2012.
Tapi tulisan ini tidak hendak mengajak pembaca menengok puncak-puncak kegemilangan sepakbola Spanyol di Eropa dan dunia, baik itu timnas maupun klub. Sama sekali tidak. Tulisan ini justru hendak mengajak pembaca menengok salah satu masa yang seru dari jeroan sepakbola Spanyol, yaitu La Liga. Kegemilangan itu, sekali lagi, bukan merujuk prestasi mereka di Eropa atau dunia, tapi keseruan yang belakangan sering dikeluhkan kepada La Liga sebagai liga yang itu-itu melulu.
Situs Taruhan
Rasa-rasanya kita akan bersepakat jika kesebelasan Atletico Madrid dan Sevilla adalah bagian dari jajaran kesebelasan elit di Liga Spanyol bersama Barcelona, Real Madrid, Villareal dan Valencia. Meski tak segemerlap Barcelona dan Real Madrid dalam urusan materi pemain dan gelar juara, namun Atletico dan Sevilla tetaplah kesebelasan yang patut disegani di Eropa saat ini.
Namun, siapa sangka pada musim 1999-2000 lalu Atletico Madrid dan Sevilla menyentuh titik terendah dalam perjalanan sejarah mereka? Ya, kedua kesebelasan tersebut mesti menyicipi kasta kedua Liga Spanyol yaitu Segunda Divison Liga Adelante.
Sevilla, sepanjang sejarahnya, mereka memang sudah pernah terdegradasi ke Segunda Division sebanyak tiga kali sebelum kembali merasakannya pada musim 1999-2000. Sedangkan Atletico, mereka sudah terjerembab ke jurang degradasi dua kali sebelum musim 1999-2000.
Namun, uniknya, meski Atletico dipastikan terdegradasi, saat itu Atletico bisa melaju ke partai final Copa del Rey menghadapi Espanyol. Saat semifinal, Atletico yang bersua Barcelona dihadapi keuntungan untuk langsung melaju ke final karena Barcelona menolak memainkan partai leg kedua karena jadwal pertandingan berbentrokan dengan jeda Internasional.
Saat itu, hampir semua pemain tim utama Barcelona bermain untuk negaranya dan hanya menyisakan tujuh pemain saja. Saat itu, mungkin bisa saja Barcelona bermain di leg kedua partai semifinal jika peraturan Copa Del Rey membolehkan untuk menyertakan pemain dari tim muda sebanyak sebelas orang. Namun sayangnya, pihak penyelenggara Copa Del Rey hanya mengijinkan tiga pemain saja dari tim muda. Jelas Barcelona sangat kesulitaan saat itu.
Posted By:
No comments:
Post a Comment